Selasa malam tanggal 15 Januari 2013 , saya beruntung bisa mendapatkan
tiket teater Pajama Drive dari JKT48 generasi kedua (kenkyuusei) yang
menjadi kali pertama saya menyaksikan show mereka , suasana teater
tidaklah ramai dan cukup teratur, mungkin dikarenakan kenaikan harga
tiket atau memang banyak yang berhalangan hadir dikarenakan cuaca yang
tidak bersahabat karena hujan seharian dan banjir di beberapa titik
jalan raya.
Prosedur berbeda terlihat saat pembelian tiket , kita tidak bisa memilih
tiket warna hijau atau biru dikarenakan keduanya sudah di
klasifikasikan, Hijau untuk pelajar (harga tiket lima puluh ribu) dan
Biru untuk golongan yang lebih tua dari pelajar. Bingo pun hanya ada
nomor satu sampai sepuluh, nomor diatas sepuluh memasuki teater terlebih
dahulu , namun tetap melalui pengundian juga, mungkin agar lebih
teratur.
Peraturan untuk memberikan gift kepada member juga sedikit lebih
diperketat , seorang teman yang berniat memberikan gift kepada oshi-nya
saat hi-touch harus menerima kenyataan bahwa gift-nya tidak bisa dibawa
masuk ke dalam teater, mungkin karena ukurannya yang cukup besar.
Show dimulai! Kenkyuusei dengan punchline yang berbeda dari seniornya
yakni , “Ceria, pantang menyerah dan selalu berjuang meraih mimpi, JKT48
Trainee!”. Shonichi menjadi pembuka dan perasaan yang campur aduk
karena rasa nostalgia yang membuncah di dada , lagu yang seperti
memiliki daya magis karena lirik dan pembawaannya.
Empat lagu pertama dilewati dengan cukup baik oleh para Kenkyuusei ,
saya memang tidak melihat performa para member tim J di hari-hari awal
mereka, namun performa kenkyuusei patut diacungi jempol. Energi dan
Sinkronisasi mereka cukup terlihat , mereka cukup kompak dan
blocking-nya pun terlihat rapi, hanya ada sedikit beberapa kesalahan
minor , namun dapat ditolerir.
Lanjut ke sesi perkenalan diri dan ngobrol-ngobrol , setiap member
kenkyuusei memperkenalkan diri dengan caranya masing-masing dan
bercerita mengenai siapa oshi mereka di tim J yang menjadi tema malam
itu. Kinal menjadi member yang paling banyak di favoritkan oleh para
kenkyuusei , alasannya beragam namun mayoritas karena jiwa
leadershipnya.
Hal yang patut digaris bawahi adalah Jikoshoukai(Jiko) member yang agak
berlebihan , cukup aneh , dan tidak terlihat natural. Hampir sebagian
besar member kenkyuusei memiliki Jiko seperti yang disebutkan diatas,
sedikit norak dan cukup menganggu. Masalah MC-ing mereka pun masih
terlihat seperti orang yang bingung , namun bisa dimaklumi dikarenakan
aksi panggung mereka yang masih baru.
Show berlanjut dengan penampilan unit song , saya kembali bernostalgia
dengan malaikat-malaikat berekor , gadis berpiyama dan berprinsip, serta
prajurit-prajurit kota dimana cinta terkubur. Unit song kenkyuusei ini
memiliki center-center yang cukup baik dan cocok di masing-masing
posisinya , hanya masalah ekspresi dan sinkronisasi gerakan yang menjadi
masalahnya.
Cindy Yuvia yang menurut kabar burung amat loli dan menggemaskan memang
demikian adanya , sayang sekali hanya menjadi side angel di Tenshi no
Shippo. Rona (Ayen) adalah performer terbaik di kenkyuusei ,namun tidak
sinkron dengan partner unitnya. Acha yang manis juga masih kurang
konsisten di Junjou shugi , serta dua menara di TemoDemo yang tidak bisa
membuat kita menggerakan tangan. Pasukan Kagami pun masih terlihat
kehabisan nafas. Kesimpulannya , diperlukan banyak latihan lagi agar
unit song yang menjadi daya tarik utama bisa ditampilkan dengan
maksimal.
Kemudian berlanjut ke tiga lagu berturut, “Two years later” , “Inochi no
Tsukaimichi”, dan “Kissu shite non schiatta”. Sekali lagi dapat
terlihat bahwa kenkyuusei dapat tampil dengan baik ketika tampil bersama
, mungkin karena fokus mereka yang masih sangat dominan terhadap
performance dan koreonya.
Encore malam itu dilakukan dengan meneriakan nama Cindy Yuvia yang
berulang tahun, kemudian backdancer keluar dan memperkenalkan diri
masing-masing , saya masih bertanya-tanya kenapa saudari kembar
Sinta-Sinka masih disimpan menjadi backdancer. Boku no Sakura berjalan
tanpa emosi dan tidak cukup menarik , hal yang akan dibenahi di masa
depan oleh kenkyuusei tentunya.
Wasshoi J! tak kenal maka tak sayang , saya masih sulit menghapal
nama-nama kenkyuuse dan mencoba fokus di lagu ini, diselesaikan oleh
“Suifu wa arashi ni yume o wiru” dan “shiroi shirt”. Bonus song malam
itu adalah Heavy Rotation dengan Rona sebagai centernya , Rona mampu
tampil dengan brilian , performanya lebih baik daripada melody menurut
pendapat saya.
Show akhirnya selesai dan sesi handshake saat keluar dari teater , saya
dan penonton yang lain mendapat hadiah dari para kenkyuusei berupa
origami buatan mereka sendiri bertuliskan ucapan terima kasih, usaha
yang layak diapresiasi melihat performa dan kerja keras mereka
sebelumnya.
Perhatian khusus dan dukungan harus diberikan kepada kenkyuusei ini ,
mereka memiliki potensi cukup tinggi di tengah keraguan orang banyak
akan generasi kedua yang dianggap hanya mencari popularitas. Jujur ,
secara fisik dan penampilan apalagi stage-appeal mereka masih jauh
tertinggal dari seniornya di tim J , namun dengan usaha dan performa
yang mereka tampilkan , saya rasa dukungan akan cepat mengalir kepada
mereka.
Spesifik berbicara mengenai member kenkyuusei , saya akan berkata bahwa
Rona untuk sementara menjadi yang terbaik. Dance, ekspresi , dan akurasi
timingnya berada di level yang berbeda di atas teman-temannya , ia juga
seorang center dan sedikit mengingatkan saya akan Oshima Yuko. Member
potensial lainnya adalah Acha,Viny, dan Nadila serta mungkin
member-member yang belum sempat saya perhatikan.
Potensi yang cukup besar di kenkyuusei membuat saya berpikir bahwa
dibawah tekanan dan keraguan , mereka harus menampilkan yang terbaik dan
mereka sedang dalam perjalanan dan akan sanggup melakukannya. Identitas
mereka sebagai tim K di masa depan sebagai tim yang solid,kompak,dan
berenergi mungkin bisa membawa saya menonton show mereka selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar